Search This Blog

Tuesday 19 April 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CAD PRE OPERASI CABG



Asuhan Keperawatan CAD Pre CABG


CABG dengan Vena Savena


CABG dengan IMA

PENDAHULUAN
        Latar Belakang
Penyakit jantung dan pembuluh darah saat ini merupakan salah satu penyebab utama dan pertama kematian di Negara-negara maju dan berkembang termasuk Indonesia. Salah satunya yaitu penyakit jantung koroner(PJK). Diperkirakan bahwa di seluruh dunia, PJK pada tahun 2020 menjadi pembunuh pembunuh pertama tersering yakni sekitar 36% dari seluruh kematian, angka ini dua kali lebih tinggi dari angka kematian akibat kanker. Di Indonesia sendiri angka kematian sebesar 26,4% yakni empat kali lebih tinggi dari angka kematian yang disebabkan oleh kanker (6%).Oleh karena itu untuk mengurangi kasus ini dilakuanlah penanganan yang berupa operasi bypass arteri koroner yang merupakan jenis operasi dimana darah dilewati sekitar arteri tersumbat sehingga aliran darah dan oksigen ke jantung meningkat. Keberhasilan bedah jantung ini sangat dipengaruhi oleh persiapan pra bedah, disamping prosedur bedah itu sendiri dan perawatan pasca bedah. Yang dimaksud pra bedah adalah periode sejak diambilnya keputusan bedah sampai dengan pengiriman pasien ke ruang bedah. Dalam hal pra bedah tentunya diperlukan diagnostic yang akurat, selanjutnya persiapan yang menyangkut persiapan pasien dan persiapan administrasi.

PEMBAHASAN
        Definisi
Penyakit jantung koroner atau penyakit arteri koroner merupakan suatu manifestasi khusus dan arterosklerosis pada arteri koroner. Plaque terbentuk pada percabangan arteri yang kearah arteri koronaria kiri, arteri koronaria kanan dan agak jarang pada arteri sirkum flex. Hal ini menyebabkan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen miokard.
Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) atau bedah pintas koroner merupakan salah satu upaya atau tindakan yang di lakukan untuk revaskularisasi pada penderita penyakit jantung koroner.
Yang di maksud pra bedah adalah periode sejak di ambilnya keputusan bedah sampai dengan pengiriman pasieen ke ruang bedah.
        Etiologi
Penyakit jantung koroner pada mulanya di sebabkan oleh penumpukan lemak pada dinding dalam pembuluh darah jantung ( pembuluh darah koroner), dan hal ini lama kelamaan di ikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat, pengapuran, pembekuan darah dan lain-lain yang ke semuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius sampai menyebabkan kematian mendadak.
 Beberapa factor resiko terpenting penyakit jantung koroner :
        Kadar kolesterol total dan LDL tinggi.
        Kadar kolesterol ADL rendah
        Hipertensi
        Merokok
        Diabetes mellitus
        Kegemukan
        Riwayat penyakit jantung dalam keluarga
        Kurang olahraga
        Stress
        Patofisiologi

        Manifestasi klinis
        Sesak nafas mulai dengan nafas yang terasa pendek sewaktu melakukan aktifitas yang cukup berat yang biasanya tak menimbulkan keluhan. Makin lama sesak makin bertambah, sekalipun melakukan aktifitas ringan
        Klaudikasio intermiten, suatu perasaan nyeri dan keram di ekstremitas bawah, terjadi selama atau setelah olahraga peka terhadap rasa dingin.
        Perubahan warna kulit
        Nyeri dada kiri seperti di tusuk-tusuk atau di iris-iris menjalar ke lrngan kiri
        Nyeri dada serupa dengan angina tetapi lebih intensif dan lama serta tidak sepenuhnya hilang dengan istirahat ataupun pemberian nitrogliserin
        Dada rasa tertekan seperti di tindih benda berat, rasa tercekik
        Rasa nyeri kadang di daerah epigastrium dan bisa menjalar ke punggung
        Rasa nyeri hebat sekali sehingga penderita gelisah, takut, berkeringat dingin dan lemas..
         Penatalaksanaan penyakit jantung koroner
        Obat obatan
        Balon dan pemasangan stent
Balon arteri koroner adalah suatu tekhnik menggunakan balon halus yang di rancang khusus untuk membuka daerah sempit di dalam lumen arteri koroner

        Operasi by pass
Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) atau bedah pintas koroner merupakan salah satu upaya atau tindakan yang di lakukan untuk revaskularisasi pada penderita penyakit jantung koroner. Upaya inin bertujuan untuk mengatasi berkurang atau terhambatnya aliran arteri koroner akibat adanya penyempitan bahkan penyumbatan ke otot jantung dengan memberikan aliran darah baru ke otot jantung yang mengalami gangguan pembuluh suplai darah akibat tersumbatnya aliran darah koroner.
Selama dilakukan pembedahan, pasien diberikan anastesi umum agar tidak sadar dan tidak merasa sakit. Pernapasan dibantu dengan ventilator. Setelah itu, dinding toraks (dada) di buka, jantung yang sedang berdenyut dihentikan dengan suhu dingin, kemudian aliran darah yang secara normal di pompakan keluar dari jantung di alihkan pada mesin jantung (heart lung machine). Dengan demikian, dokter ahli bedah dapat dengan tenang menggunakan sepotong vena atau arteri untuk membuat bypass (jalan pintas) pada bagian arteri koroner yang tersumbat atau sakit. Jadi jalan pintas yang mulus ini memungkinkan darah dan oksigen dapat mengalir kembali ke otot jantung.
Pembuluh darah yang dipakai untuk bypass ini disebut graft, ujung yang satu di hubungkan dengan aorta ascenden sedangkan ujung yang lain akan di sambungkan ke arteri koroner di bawah dari pada daerah penyempitan. Operasi bypass membutuhkan waktu 4 sampai 6 jam.
        Tujuan pemasangan CABG
          Pengobatan penyakit jantung adalah untuk memaksimalkan curah jantung. Melaui pembedahan, ini dapat di lakukan dengan memperbaiki fungsi otot miokardia dan aliran darah melaui tandur bypass arteri koroner (CABG) dan atau penggantian katup yang rusak.
          Coronary Artery Bypass Grafting (CABG) bertujuan untuk mengatasi terhambatnya aliran artery coronaria akibat adanya penyempitan bahkan penyumbatan ke otot jantung. Pemastian daerah yang mengalami penyempitan telah di lakukan sebelumnya dengan melakukan katerisasi artery.
        Indikasi dan Kontra Indikasi CABG
Indikasi CABG:
          Pasien penyakit jantung koroner yang dianjurkan operasi bypass adalah mereka yang hasil katerisasi jantung ditemukan adanya:
        Penyempitan >50%dari arteri koroner kiri utama (left main disease), atau mean left equivalent yaitu penyampitan menyerupai left main arteri miasalnya ada penyempitan di bagian proksimal dari arteri anterior desenden dan arteri sirkumflex.
        Penderita dengan 3 vessel disease yaitu tiga arteri koroner semuanya mengalami penyempitan bermakna yang fungsi jantung mulai menurun (ejection fraction <50%).
        Penderita yang gagal dilakukan balonisasi dan stent.
        Penyempitan 1 atau 2 pembuluh namun pernah mengalami henti jantung.
        Anatomi pembuluh darah sesuai untuk operasi bypass.
Kontraindikasi CABG:
Pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang tidak dianjurkan untuk operasi bypass adalah:
        Usia lanjut
        Tidak ada gejala angina
        Fungsi ventrikel kiri jelek (< 30%)
        Struktur arteri koroner yang tidak memungkinkan untuk di sambung.
        Komplikasi
Komplikasi operasi bypassyang sering terjadi adalah:
        Pendarahan
        Infeksi pada sternum
        Serangan jantung atau gangguan irama sampai pasien meninggal
        Gangguan pernapasan.


PROSES KEPERAWATAN
        PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Meliputi :
     Wawancara pasien/ keluarga dan lain-lain yang berkepentingan
        Pengkajian masalah- masalah yang berhubungan dengan rumahsakit dan pembedahan
        Meyakinkan bahwa pasien dan keluarga tahu akan kebutuhan pembedahan
        Melakukan pengecekan aspek-aspek yang berhubungan dengan kebudayaan termasuk kepercayaan, agama dan hal-hal yang dapat mempengaruhi pembedahan serta perawatan
        Pekerjaan, jenis pekerjaan dan beban tanggungjawabnya
        Asuransi kesehatan, masalah ekonomi yang mempengaruhi pembedahan
        Ukuran kemampuan mengatasi stress
        Sumber-sumber pendukung emosional
     Riwayat perawatan
        Masalah-masalah yang ada selama perawatan
        Apakah sudah pernah di rawatdi rumahsakit atau sudah ada pengalaman operasi / anastesi sebelumnya
        Riwayat pengobatan lalu atau alergi
        Pengkajian psikososial
        Riwayat penyakit lain sebelumnya, pembedahan yang tak sesuai dengan urutan, tes laboratorium dan tes diagnostic
     Pengkajian fisik
        Catat tanda-tanda vital
        Observasi dan catat:kelainan pada kulit, hemangioma, luka dekubitus dan lain-lain.
        Cek status gizi.
     Pengkajian keseimbangancairan dan elektrolit
        Berat badan
        Intake dan output
        Tanda vital
        Bunyi jantung
        Tekanan vena jugularis
        Turgor kulit
        Kelembaban mukosa membrane
        Pengkajian keseimbangan elektrolit
        Analisa gas darah
        Pengukuran kadar elektrolit serum
     Pengkajian system tubuh
        Kulit
        Persarafan (motorik dan sensorik)
        Paru
        Kardiovaskuler
        Gastrointestinal
        Renal
        Reproduksi
     Pemeriksaan penunjang
        Laboratorium lengkap
        Darah dari PMI
        Packedcell   :1000 cc (15-20 cc/kgBB)
        FFP                                 : 1000 cc (15-20 cc/kgBB)
        Trombosit   :5 unit
Permintaan komponen darah tambahan atas instruksi dokter bedah
        Pemeriksaan penunjang : gigi, THT dan paru-paru
        Hasil-hasil pemeriksaan antara lain : katerisasi, ekokardiografi, treadmill, foto toraks dll
        DIAGNOSA
Diagnose keperawatan yang muncul pada pra bedah:
     Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan akan tindakan operasi,sakit, perubahan body image, dan kematian.
     Gangguan pola tidur berhubungan dengan takut menghadapi operasi
     Tidak efektifnya koping individu berhubungan dengan stress menghadapi operasi.
        RENCANA KEPERAWATAN / IMPLEMENTASI
     Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan akan tindakan operasi,sakit, perubahan body image, dan kematian.
Tujuan  : cemas teratasi
Criteria hasil :
        Cemas terkontrol
        Menunjukkan relaksasi
        Klien menunjukkan perilaku untuk menangani stress
Intervensi
INTERVENSI
RASONAL
     Pantau respons fisik, contoh palpitasi, takikardi, gerakan berulan, gelisah

     Berikan tindakan kenyamanan (contoh: mandi, gosokan punggung, perubahan posisi).


     Dorong ventilasi perasaan tentang penyakit-efeknya terhadap pola hidup dan status kesehatan akan datang. Kaji keefektifan koping dengan stress

     Libatkan pasien/orang terdekat dalam rencana perawatan dan dorong partisipasi maksimum pada rencana pengobatan.
     Anjurkan pasien melakukan teknik relaksasi, contoh napas dalam, bimbingan imajinasi, relaksasi progresif.
        Membantu menentukan derajat cemas sesuai status jantung. Penggunaan evaluasi seirama dengan respon verbal dan non verbal
        Membantu perhatian mengarahkan kembalidan meningkatkan relaksasi, meningkatkan kemampuan koping.
        Mekanisme adaptif perlu untuk mengkoping pasien yang akan dilakukan operasi dan secara tepat akan mengganggu pola hidup seseorang, sehubungan dengan terapi pada aktifitas sehari-hari.
        Keterlibatan akan membantu memfokuskan perhatian pasien dalam arti positif dan memberikan rasa terkontrol.
        Memberikan arti penghilangan respon ansietas, menurunkan perhatian. Meningkatkan relaksasi meningkatkan kemampuan koping

     Gangguan pola tidur berhubungan dengan takut menghadapi operasi
Tujuan  :
Criteria hasil  :
           Melaporkan perbaikan dalam pola tidur/ istirahat
           Mengungkapkan peningkatan rasa sejahtera dan segar
Intervensi
INTERVENSI
RASIONAL
     Tentukan kebiasaan tidur dan biasanya dan perubahan yang terjadi
     Berikan tempat tidur yang nyaman dan beberapa milik pribadi, misalnya bantal, guling
     Buat rutinitas tidur baru yang dimasukkan  dalam pola lama dan lingkungan baru.

     Instruksikan tindakan relaksasi.

     Dorongposisi nyaman, bantudalam mengubah posisi.
     Mengkaji perlunya dan mengidentifikasi intervensi yang tepat
     Meningkatkan kenyamanan tidur serta dukungan fisiologis/ psikologis
     Bila rutinitas baru mengandung aspek sebanyak kebiasaan lama, stress dan ansietas yang berhubungan dapat berkurang.

     Membantu menginduksi tidur.

     Pengubahan posisi mengubah area tekanan dan meningkatkan istirahat.
                                                                                                         



     Tidak efektifnya koping individu berhubungan dengan stress menghadapi operasi.
Tujuan  : Koping individu efektif
Criteria hasil  :
                    Mengungkapkan kesadaran tentang kemampuan koping yang dimiliki.
                    Mengkaji situasi saat ini dengan akurat
                    Menunjukkanperubahan gaya hidup yang diperlukan /situasi yang tepat.
Intervensi
INTERVENSI
RASIONAL
     Kaji kapasitas fisiologis yang bersifat umum.
     Dekatipasien dengan ramah dan penuh perhatian.Ambil keuntungan dari kegiatan yang diajarkan.

     Sarankan pasien untuk mengekspresikan perasaannya
     Sakit kepala (prosesakut/kronis) dapat mengurangikemampuan koping.
     Menemukan kebutuhanpsikologis yang akan meningkatkan harga diri dan meningkatkan kesempatan untuk belajar cara-cara dalammengatadi keadaan.
     Pasien mampu untuk mengenali  perasaannya yang berhubungan dengan  prosedur operasi.


No comments:

Post a Comment